Diperkokoh 4 Keluarga Keturunan Prabu Siliwangi dan Sunan Gunung Jati, Om Zein sampaikan ini

 

Purwakarta | Jawa Barat – Fokuslensa.com – Kepemimpinan Pemerintahan Kabupaten Purwakarta yang di nahkodai Saepul Bahri Binzein, atau akrab disapa Om Zein, selaku Bupati dan Abang Ijo Hapidin, selaku Wakil Bupati, belum memasuki usia satu semester dan masih terbentang panjang Tugas Pengabdian dalam meng-orkestrasi
dinamika pembangunan dan kemasyarakatan hingga menyelesaikan masa bhakti dalam satu periode ke depan ( 2024 – 2029 ).

Di masa awal kepemimpinan ini dukungan moral dan spiritual hadir dari para keluarga Pendiri dan Perintis Purwakarta.

Dalam sebuah pertemuan bersejarah di Gedong Nagara Pemkab Purwakarta yang merupakan objek *Heritage* yang dibangun pada pertengahan tahun 1800-an, Om Zein menerima kunjungan dari 4 Keluarga Keturunan Leluhur Purwakarta yang notabene dari Trah Kerajaan Sunda Pajajaran dan Trah Sunan Gunung Jati, salah satu dari Sembilan Wali ( Wali Songo ) penyebar syi’ar Islam di bumi Nusantara.

4 Keluarga tersebut terdiri dari Dzurriyah ( Keturunan ) Dalem Sholawat atau R.A.A. Soeriawinata, diwakili Raden Muhammad Padmanegara beserta kerabat, Keluarga Dalem Santri atau R.A.A. Soerianata, diwakili R. Boyke Pranata Soerianata dan R. Hilman Nugraha, Keluarga Syekh Baing Yusuf, diwakili R. Iing Solihin, R. Hasan Marzuki beserta kerabat, Keluarga Tubagus Ahmad Bakri atau Mama Sempur Plered, diwakili Tubagus Zain Al-Bakri dan Asror Alawi.

Turut serta pula Kepala Desa Babakan Kecamatan Wanayasa, Endin Sopiyudin ( EBET ) dan Kepala Desa Wanayasa, Makmur Hidayat ( MAHI ), merepresentasikan stakeholder kewilayahan Wanayasa sebagai cikal bakal lahirnya PURWAKARTA dan tempat di mana Dalem Santri dimakamkan.

Dari kalangan komunitas dan tokoh pemuda turut serta Paguyuban Warga Banten chapter Purwakarta, diwakili Asep Richo dan rekan, Wahyu Hidayat, Founder Spirit Binokasih, Komunitas Iket Sunda Area Purwakarta ( KIS ARTA ), diwakili Uu Wijaya, Heri Kusnandar dari Purwakarta TV serta Sejarawan Purwakarta, Naurid Muhammad Rifai Ilyasa, penulis buku “Pergolakan Tanam Paksa dan Berdirinya Purwakarta 1830 – 1832 “.

Secara jalur nasab dan historis, 4 keluarga ini saling berkaitan. Dalem Santri merupakan Kakak dari Dalem Sholawat, figur sentral dalam Sejarah Purwakarta yang memindahkan ibukota dari Wanayasa ke Sindangkasih lalu menamainya PURWAKARTA. Syekh Baing Yusuf, Maha Guru dari Ulama Nusantara, merupakan sepupu dari Dalem Sholawat dan Dalem Santri, yang notabene sama sama berasal dari Bogor, dari Trah Kerajaan Sunda Pajajaran yang bernasab ke Sri Baduga Maharaja, atau Prabu Siliwangi 1.

Sementara, Tubagus Ahmad Bakri atau Mama Sempur, tokoh syi’ar Islam, merupakan murid dari Syekh Nawawi Al-Bantani yang notabene murid dari Syekh Baing Yusuf. Mama Sempur berasal dari Trah Kesultanan Banten, yang mana Raja Banten yang pertama yaitu Sultan Maulana Hasanudin adalah putra dari Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah.

Begitu pun dari garis nenek Dalem Santri dan Dalem Sholawat, bernasab ke Kesultanan Banten, yaitu dari Ratu Syarifah, cucu dari Sultan Ageng Tirtayasa, generasi penerus Sultan Maulana Hasanudin.

Diketahui, Sunan Gunung Jati pun merupakan keturunan Prabu Siliwangi Sri Baduga Maharaja dari putrinya yang bernama Nyi Mas Rara Santang atau yang berjuluk Hajjah Syarifah Mudaim hasil dari pernikahan dengan Ratu Subang Larang. Sementara Ayah Sunang Gunung Jati, Sultan Syarif Abdullah Umdatuddin bernasab ke Baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW.

Raden Muhammad Padmanegara menegaskan bahwa kunjungan ini untuk memperkokoh Ikatan Silaturahmi karena antara Bogor dan Purwakarta merupakan Saudara Kandung yang dipersatukan oleh Sejarah.

“Pemimpin Purwakarta saat ini sebagai penerus Dalem Santri dan Dalem Sholawat sudah sepatutnya mendapat dukungan serta motivasi dari para dzurriyah leluhur Purwakarta dalam menjalankan roda pemerintahannya. Pada momentum bersejarah ini, sekaligus Kami menyampaikan Undangan kepada Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta beserta jajaran Pemkab serta Masyarakat Purwakarta untuk menghadiri Haul Kanjeng Dalem Sholawat ke-153 di Bogor.” tutur Raden Muhammad.

Dalam sambutannya, Bupati Purwakarta menyampaikan penghormatan dan rasa terima kasih atas inisiatif seluruh keluarga besar leluhur Purwakarta dalam menjaga warisan sejarah.

” Dalem Sholawat dan para perintis lainnya bukan hanya pendiri yang “membabat alas”, tapi juga tokoh spiritual dan pemimpin wilayah yang berjasa besar membangun peradaban di tanah Purwakarta. Kita patut meneladani perjuangan dan nilai-nilai yang beliau wariskan ” ujar Om Zein.

Om Zein juga bercerita tentang sejumlah upayanya dalam menangani problem kemasyarakatan kepada keluarga dzurriyah.

Di sesi akhir, Aa Komara Cakradiparta, Aktivis Kesejarahan yang turut membersamai dalam pertemuan menegaskan : ” sebagai bentuk penghormatan terhadap PURWADAKSI, Kami mengajak seluruh masyarakat Purwakarta, Jawa Barat, dan Publik Nasional untuk merekatkan Persaudaraan sebagai Bangsa yang Solid dan Kokoh dalam Akar Sejarah Nusantara serta tidak melupakan Jasa Para Pendahulu dengan menghadiri Haul Kanjeng Dalem Sholawat ke- 153 yang akan dilaksanakan pada Minggu, 13 Juli 2025 bertempat di Alun Alun Kota Bogor “.

Haul Akbar ini menurut rencana akan dihadiri keluarga besar dzurriyah kesultanan dan kerajaan se-Nusantara serta sejumlah publik figur Nasional.

Menutup pertemuan, Bupati Purwakarta beserta seluruh dzurriyah dan hadirin menyampaikan ucapan SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1 MUHARRAM 1447 HIJRIAH kepada seluruh ummat Muslim di se-antero semesta raya.

( Tedi )