Tangerang – Media Fokuslensa.com – Betonisasi dengan judul kegiatan rehabilitasi jalan Cikupa Serdang Kulon dengan nilai anggaran hampir mencapai Rp. 400 Juta yang dilaksanakan oleh PT Remosa Anugrah Pratama diduga telah membuat susah banyak pihak, khususnya warga masyarakat pengguna jalan.
Penutupan jalan secara total yang dilakukan oleh Kontraktor ini sangat merugikan banyak pihak, terutama warga masyarakat pengguna jalan dan sangat mempengaruhi perekonomian warga, khususnya warga yang profesinya sebagai pedagang yang merasakan penurunan pendapatan.
Harusnya sebelum dilakukan pelaksanaan kegiatan betonisasi jalan, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang melakukan survey atau Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) terlebih dahulu sebelum memutuskan melakukan perbaikan jalan, sehingga dapat solusi yang terbaik dan tidak memberikan dampak buruk bagi perekonomian masyarakat.
Jika memang tidak ada jalan alternatif yang dekat lokasi, maka lebih baik menerapkan sistem buka tutup jalan dengan melakukan pengecoran separuh jalan terlebih dahulu, agar aktivitas warga masyarakat tetap berjalan normal bukan malah melakukan penutupan jalan secara total yang membuat warga merasakan dampaknya.
Harusnya pihak Dinas dapat mempertimbangkan situasi dan kondisi di lapangan, memang betul pembangunan itu juga untuk mempermudah akses warga masyarakat nantinya, tapi juga pihaknya harus melihat dari segi lainnya, jangan sampai masyarakat dibikin susah juga, hidup sudah susah ditambah susah, dinas harusnya dapat mengarahkan kontraktor untuk melaksanakannya dengan penuh perhitungan, jangan asal ngecor selesai begitu saja.
Salah seorang pekerja, yang kebetulan aktivitas setiap harinya melalui jalan Raya Panongan tersebut sangat mengeluhkan adanya penutupan jalan secara total, karena hal itu sangat menyulitkannya setiap kali dirinya berangkat kerja, karena jalan alternatif yang dibuat terlalu jauh untuk menuju tempat kerjanya.
“Jauh banget, harusnya dibikin sistem jalur buka tutup saja, dikerjain sisi jalan bergantian, jangan ditutup total gini, kita yang repot,” ujar pengguna jalan yang enggan disebutkan namanya. Rabu, 26/11/2025.
Sementara, pedagang yang juga terdampak akan kegiatan proyek tersebut juga merasa barang dagangannya sepi semenjak adanya pengerjaan betonisasi jalan, memang baik untuk kedepannya, tapi kan hidup ini terus berlanjut, jika tidak bisa berdagang tidak bisa makan.
“Sepi, soalnya ditutup total, nggak ada yang lewat jadinya,” ungkap Pedagang yang sama tidak menyebutkan namanya.
Menanggapi hal itu, Muslik Ketua non-governmental organization Jaringan Pemberantasan Korupsi (JPK) DPW Provinsi Banten menilai bahwa penanggungjawab lapangan, khususnya Pengawas tidak becus kerja, karena penutupan jalan dampaknya luar biasa pada masyarakat.
“Kualitas, standar spesifikasi beton harus dipertanyakan juga, apakah sudah sesuai RAB atau dilaksanakan dengan sembrono, pengawasnya saja kurang kontrol begitu dilapangan, kami yakin pekerjaannya pasti berpotensi juga tidak sesuai standar,” tegas Muslik kepada Wartawan.
Sampai berita ini diterbitkan, DBMSDA Kabupaten Tangerang belum dikonfirmasi.
( Cahyo )
























