Tangerang – Media Fokuslensa.com – Proyek Penggantian Jembatan Pasir Gadung menuju Pasir Jaya dengan total anggaran mencapai 1,4 Miliar yang bersumber dari APBD Kabupaten Tangerang melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) diduga buat ajang korupsi secara berjamaah. Jum’at, 13/06/2025.
Pasalnya dalam pelaksanaannya, papan proyek yang menginformasikan mengenai transparansi anggaran dengan sengaja tidak dipasang di lokasi penggantian jembatan. Kuat dugaan adanya perilaku menyimpang untuk menyesatkan informasi publik.
Mengapa demikian, mungkin tujuannya tak lain adalah untuk menutupi segala bentuk indikasi kecurangannya. Oleh karena itulah kontraktor tidak ingin besarnya jumlah anggaran yang digelontorkan terendus oleh media masa.
Tak hanya itu, Jarak cincin (begel) besi pada tulangan struktur diduga space nya terlalu lebar yakni lebih dari ukuran standarnya antara 10 hingga 15 cm. Sedangkan jarak yang diterapkan dalam penggantian jembatan tersebut diduga rata-rata diameternya mencapai 20 sampai dengan 30 cm.
Saat dijumpai, salah seorang pekerja mengatakan bahwa mengenai papan informasi yang tak terpasang dirinya tidak mengetahui hal tersebut. Sedangkan terkait Alat Pelindung Diri (APD) yang tak ia kenakan, itu sudah menjadi hal yang biasa.
“Pelaksana nya saya enggak tahu siapa namanya, papan proyeknya memang enggak dipasang,” beber pekerja yang enggan disebut namanya.
Menanggapi hal itu, Ketua Lembaga Independent Penyelamat Aset Negara dan Hak Asasi Manusia (LipanHam) DPD Provinsi Banten, Jefri mengatakan bahwa tidak terpasangnya papan informasi itu merupakan suatu bentuk penyesatan dan pelanggaran terhadap undang-undang keterbukaan informasi publik.
“Kalau tidak ada papan informasi bagaimana masyarakat tahu nilai anggaran penggantian jembatan ini berapa, semua kegiatan pemerintah harus melakukan transparansi, karena yang dipakai kan uang rakyat, itu papan proyek enggak dipasang orang dinasnya kok pada diem semua, enggak habis pikir dah,” ungkapnya.
Mengenai Besi kata Jefri, jika memang cincin tulangannya tidak sesuai dengan ukuran space yang semestinya, itu artinya ada indikasi pengurangan material pada pembesiannya. Sehingga material besi yang dibutuhkan lebih sedikit karena kontraktor mengatur serta memainkan jaraknya.
“Jangan main-main sama rangka besinya, karena itu menyangkut ketahanan dan kekuatan struktur jembatan, kalau dianggap sepele akibatnya bisa fatal, harusnya pihak dinas lebih ekstra melakukan pengawasan, jangan malah terkesan diem, kasih teguran atau jika diperlukan bongkar kalau tidak sesuai,” imbuhnya.
Sementara, Pengawas maupun Konsultan sulit terdeteksi, bahkan beberapa kali wartawan dan lembaga melakukan kontrol sosial ke lokasi penggantian jembatan tersebut, mereka tidak pernah menampakan batang hidungnya.
Sampai berita ini diterbitkan, DBMSDA Kabupaten Tangerang belum dikonfirmasi.
(Cahyo)